Gue bingung dengan kumis gue ini, sebenarnya apa yang salah dengan kumis gue ini. Dia lembut, menawan, berkilau, dan berfotosintesis. Gue gatau kenapa, yang jelas kumis gue jadi pusat khalayak ramai. Setiap gue lewat pasti orang orang liatin kumis gue, gue rasa sih kumis gue ini titisan dewa zeus. Jadi memancarkan aura petir dimana mana. Teman teman gue banyak yang pingin cabut kumis gue ini, ya pingin cabut sama gemes beda beda tipis lah #KetawaJahat. Walaupun ada temen gue yang jijik gitu ya. Asal lo tau aja, kumis gue berakar tunggang dan berkeping dua. Jadi bisa sekarat gue kalau lo cabut.
Karena jarang gue sentuh, kumis gue ujungnya udah mirip engkong engkong dari tiongkok. Tapi semuanya aman, karena udah gue potong. Karena mirip engkong engkong cina, orang orang banyak geli liat kumis gue yang menjuntai juntai kemana mana. Gue tatap wajahnya, ekspresi dia ngeliat gue kaya nganggap gue najis berat. Gue juga bingung, memang sih gen orang tua gue itu silsilahnya kumisnya tebal tebal, ibu gue, papa gue, nenek gue. eh bukan bukan! gue salah liat silsilah keluarga. Tepatnya silsilah keluarga papa gue memang kumisnya tebal. Apakah sebenarnya gue ini keturunan kera sakti?
Ada temen gue bilang, kumis gue paling tebal di sekolah. Gue patahkan argumen itu, karena masih ada bapak guru yang lebih tebal dan berkelas dibanding gue. Gue liat liat sih lebih banyak kakak kelas yang kumisnya lebih tebal dari gue, bahkan brewokan. Jadi gue putuskan untuk memotong kumis gue yang sakral ini. Dan hasilnya ya imut imut gitu lah.
Kayanya gebetan gue juga gasuka cowo yang kumisan. Hal inilah yang membuat gue untuk memotong kumis gue sedikit demi sedikit. Tapi masasih masih ada aja cewe yang gasuka cowo kumisan, yakin? eh mama gue manggil gue buat angkat jemuran. Dah.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.