Penderitaan Dan Pengalaman Jadi Dokter Kecil Dancow

Leave a Comment


Saat gue kelas 4 SD, secara tidak disengaja atau dipungkiri gue mendapat juara 1 ujian tengah semester genap. Jujur aja setelah gue itung itung sendiri, guru gue salah nulis nilai. Mungkin dia belum minum aqua. Terus kepala sekolah minta gue wakili kelas 4 untuk ikut dokter kecil ini sama tiga kakak kelas gue kelas 5.

Persiapan selesai, gue ikut program ini selama 4 hari di Bangkinang. Gue duduk di bus sama bang zaky, kakak kelas 5 yang laki laki. Saat perjalanan mata gue berkaca kaca, pisah dengan mama. Iya, dulu gue item, pendek, jelek, cengeng, dan panuan. Gue berusaha menyembunyikan kesedihan gue ini dengan basa basi ke bang zaky, "Cuacanya cerah ya bang". Seketika petir menyambar. Hening.

Kami sampai di daerah perbukitan. Penginapan kami dibuat baris memanjang gitu membentuk huruf U. Terus kami disuruh masuk ke aula. Kami dilatih soal gizi gizi. Ini bedanya dokter kecil biasa dengan dancow. Mungkin dokter kecil yang biasa soal demam berdarah, diare, pertolongan pertama, nafas buatan. Kalau di Dancow soal gizi gizi. Jadi pernah disuruh tes gizi di aula tersebut, melalui berat dan tinggi. Gue dapat Gizi buruk. Mampus aja, ini bukan mimpi kan sambil peluk timbangan.

Gue sekamar dengan tiga teman yang berbeda spesies. Spesies pertama namanya aldo, penuh perhitungan, dia temen dekat gue disana. Spesies ke dua Marzuq, karena spesies ini kami kurang tidur. Spesies ketiga Ridwan, sama seperti orang pintar kebanyakan, ya kaya kutubuku lah.Walaupun kami kurang tidur, disanalah bumbu bumbu sekamar dengan ketiga spesies ini. Kami gabisa foto foto, karena kamera hape masih pakai Java saat itu. Itu berapa mega pixel ya.

Setiap malam spesies spesies kami selalu mengetuk ngetuk, ngintip, nelpon gaje, ke kamar cewe cewe.
Pernah ada yang kami ketuk, terus kita kabur, keluarnya cuma pakai handukan hijab, dalam hati, "Yes! menang banyak gue".

Selama di 3 hari di aula kita diajarkan penyuluhan dan games. Diantara 3 games, cuma kelompok gue yang ga kebagian Goodybag untuk dibawa pulang, sadis bro, padahal isinya hampir semua cewe dan cuma gue yang laki laki. Dihari hari akhir, ngga disangka sangka kamar gue yang jadi juara kamar terbersih. jadinya gue dapat satu goodybag buat dibawa pulang.

Sumber: Google
Jujur aja makanan disana buat perut gue enek. Sayuran sayuran mentah, kaya wortel, dan sayuran hijau yang gue gak bisa bayangkan lagi sampai sekarang. Waktu perjalanan pulang ke Pekanbaru gue muntah kaya ibu ibu hamil. Seninnya saat upacara kami berempat jadi kaya tukang parkir pakai rompi kuning di belakang barisan. Tungguin ada yang pingsan.

Setelah itu sekolah kami diuji coba buat presentase. Juara satu mewakili Pekanbaru ke Jakarta. Gue cuma tegak pegang modul, kak Zaky yang presentase. Iya guru gue tau kemampuan gue. Tapi gapapa sekolah kami jadi juara tiga di pekanbaru, dapat hadiah 1 juta berapa gitu gue lupa.


Sayangnya rompi gue tinggal di sekolah. Rencananya mau ambil lagi buat kenang kenangan. Oke cukup cerita perjalanan gue tentang dokter kecil dancow. Selama selesai UN gue ngebangke belajar seharian. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.