Berhubung udah libur, gue nyempatin waktu luang buat
TERKURUNG
Aku seorang siswa
yang duduk di kelas 9 SMP. Teman temanku biasa memanggilku Aldi. Aku bersekolah
di sekolah yang lumayan terkenal di kotaku. Tidak jauh di belakang sekolahku
terdapat sebuah bukit yang sangat indah. Aku menyukai seorang perempuan yang
berbeda kelas denganku, namanya raisha. Cerita ini bermula ketika aku dan kedua
temanku pulang sekolah. Kami memutuskan untuk bercerita cerita di sebuah kafe
yang kecil hingga sore. Hari pun sudah sore, ketika hendak pulang aku teringat buku matematika ku tertinggal di dalam laci
meja. Karena aku ada PR tentu saja aku memutuskan untuk mengambil buku itu,
kedua temanku senantiasa menemaniku.
Matahari sudah
tenggelam. Kami masuk ke sekolah, gelap sekali, untungnya tadi kami membawa
sebuah senter kecil yang digunakan untuk praktik biologi. Ruang kelasku berada
di lantai 3, Saat menyusuri tangga, salah satu temanku yang paling pintar,
namanya Nando, bercerita tentang sebuah ruang terlarang yang dulu adalah kelas 9.5 entah kenapa tidak bisa
dibuka di sekolah ini. “Menurut mitos yang berkembang, lima tahun lalu ada
seorang siswi yang ingin mengambil barang misterius yang selalu ia pegang
tinggal di kelasnya, lalu dikurung oleh temannya yang jahil. Karena temannya
lupa membukakan pintu, mereka membiarkannya terkurung disana selama seminggu, bertepatan
libur semester. Polisi pun turun tangan dan benar saja dia sudah mati
kelaparan, dehidrasi, dan kekurangan oksigen. Ada kasus bahwa empat orang siswa
masuk kesana dan tidak ditemukan kembali.” kata Nando.
Randa menghela
nafas sambil ketakutan. Ia memang dikenal sebagai anak yang takut soal hal hal
mistis. Sedangkan aku hanya diam tidak mampu berkata. Sampai di lantai tiga,
kami dikejutkan oleh suara langkah kaki. Tentu saja kami langsung panik karena
cerita Nando tadi, alangkah terkejutnya kami melihat Raisha disana. Kami
bertiga menghampirinya dan bertanya kepadanya kenapa ia ada disini malam malam
begini. “Aku kehilangan patung perempuan lucu yang aku dapat di celah bawah
pintu ruang kosong tadi siang. Sekarang aku sedang mencarinya, bisakah kalian
membantuku” Katanya.
Yang benar saja, karena
sebuah patung ia masih disini. Aku bergegas mengambil buku matematika ku
dibawah laci. Lalu Randa berkata sambil mengintip di jendela ruang kosong itu
“bukankah itu patung yang kau cari? Tapi bagaimana bisa iya masuk begitu saja
kedalam ruang itu dan berada di pojok sekarang?” kata Randa. “Ayo kita pulang”
sahutku. Kami berbalik lalu terpaku melihat Raisha sudah dipojok ruangan itu
dan mengambil patung wanita, Seketika penglihatan kami mulai gelap dan gelap.
Aku terbangun di
pojok ruangan misterius itu. Seorang siswa yang tak bisa kulihat wajahnya
berada didepanku. Ia berkata, “ Semua pintu keluar di sekolah sudah tidak bisa
dibuka. Kalian sudah bukan berada di alam manusia. Segera temukan ketiga teman
temanmu, berhati hatilah dengan wanita itu, lalu ambil patung wanita tadi, Letakkan
dimana asal patung itu. Hidup kalian terancam, carilah jalan keluar, waktu
kalian sampai pukul 5 pagi” siswa itu
menghilang dengan cepat.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.